Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, berjuang Atasi ketimpangan layanan kesehatan.
Sumbawa Besar,Ai9News.id -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa berjuang mengatasi ketimpangan layanan kesehatan dasar akibat kekurangan tenaga dokter yang sangat kritis. Berdasarkan rasio BPJS, kebutuhan dokter Puskesmas di daerah ini masih kekurangan hampir 50% dari angka ideal.
Beban Ganda dan Layanan yang Terseok, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa, Syarif Hidayat, mengungkapkan fakta memprihatinkan di balik layanan kesehatan. Saat ini, hanya ada 58 dokter yang menanggung beban pelayanan kesehatan dasar untuk seluruh masyarakat Sumbawa di Puskesmas.
“Kalau kita hitung berdasarkan rasio satu dokter melayani 5.000 penduduk sesuai standar BPJS, kebutuhan dokter kita seharusnya 107 orang. Artinya, kita masih minus 49 dokter,” papar Syarif, Senin (10 November 2025). Ia menambahkan, kondisi sebenarnya bahkan lebih memprihatinkan jika mengacu standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Kalau memakai standar WHO, satu dokter harusnya melayani 1.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk Sumbawa sekarang, idealnya lebih dari 500 dokter. Tapi untuk kondisi kita, acuan realistis yang digunakan adalah rasio BPJS dulu,” ujarnya.
Kekurangan yang mencapai 46% ini berdampak langsung pada beban kerja yang tidak manusiawi. Banyak Puskesmas hanya diisi oleh satu dokter, yang harus bekerja dari pagi hingga sore tanpa sistem pergantian yang memadai, sehingga berpotensi menurunkan kualitas layanan.
Pemetaan Ulang dan Percepatan Distribusi,
Menghadapi kondisi darurat ini, Dikes tidak tinggal diam. Langkah strategis segera diambil dengan melakukan pemetaan ulang menyeluruh untuk mendistribusikan tenaga medis yang ada secara lebih adil dan efisien.
“Kami sedang melakukan pemetaan ulang agar distribusi dokter bisa lebih merata,” tegas Syarif.
Pemetaan tersebut, lanjutnya, tidak hanya melihat jumlah penduduk, tetapi juga menganalisis kondisi geografis yang menantang dan potensi beban pelayanan di setiap kecamatan. Koordinasi intensif juga digalakkan dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi untuk menjaring calon tenaga medis baru.
“Kalau nanti sudah ada laporan dari kampus atau instansi terkait mengenai dokter baru, akan segera kita arahkan ke wilayah-wilayah yang masih kekurangan,” tambahnya.
Menuju Layanan Primer yang Lebih Stabil dan Manusiawi
Upaya perbaikan ini diharapkan dapat segera meredam keluhan masyarakat dan menciptakan sistem layanan kesehatan dasar yang lebih stabil dan manusiawi, baik bagi warga maupun tenaga medisnya.
Target utamanya adalah menghilangkan praktik ‘one man show’ di Puskesmas. “Tujuannya agar tidak ada lagi wilayah yang hanya dilayani satu dokter saja. Minimal dua dokter per Puskesmas, supaya pelayanan bisa tetap berjalan meskipun ada yang cuti atau tugas luar,” pungkas Syarif.
Dengan langkah ini, Pemkab Sumbawa bertekad membangun fondasi layanan kesehatan yang lebih kokoh, di mana ketersediaan dokter tidak lagi menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar yang layak.*Ai9)
