Kasus Pelaku Perusak Masjid Quwatul Islam Yogya

A.Kasus perusakan tempat ibadah di Indonesia
1.Perusakan Tempat Ibadah Masjid Quwatul Islam Yogya beraksi dalam kondisi mabok
a.Kronologi Kasus
Yogyakarta – Polisi masih menyelidiki perusakan Masjid Quwatul Islam Yogyakarta. Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto menjelaskan bahwa pelaku yakni AG (20) dalam kondisi mabuk.
“AG ini (saat melakukan pengrusakan) dalam kondisi mabuk,” kata Yuliyanto kepada detikcom, Selasa (10/10/2017).
Hingga saat ini AG masih diamankan di Mapolresta Yogyakarta. Yulianto mengatakan bahwa lebih tepat dikatakan kasus ini merupakan perusakan properti masjid. “Itu bukan perusakan masjid, tapi (perusakan) properti yang ada di masjid yang sedang dibangun,” imbuhnya.
Yuliyanto melanjutkan, masjid tersebut belum secara maksimal difungsikan sebagai tempat ibadah. Sebab sampai saat ini proses pembangunan masjid juga masih berlangsung.
Untuk motif perusakan, menurut Yuliyanto dikarenakan AG tersinggung. Sebab sebelum kejadian, takmir Masjid Quwwatul Islam sempat mengusir anjing yang memasuki lantai 1 masjid tersebut.
Sedangkan dalam waktu berdekatan muncul AG di depan gerbang masjid.
“Kan sebelumnya ada anjing yang diusir,sementara posisi AG ada di depan pintu. Sementara si AG juga tidak tahu-menahu tentang anjing tersebut, sehingga dia tersinggung (saat takmir) mengusir anjing tersebut,” paparnya.
Yuliyanto menegaskan, kasus pengrusakan ini akan terus pihaknya tindaklanjuti. AG sendiri sekarang sudah diamankan di Mapolresta Yogyakarta.
“Keterangan pelapor yang (melakukan pengrusakan) cuma satu (pelaku),” ungkapnya.
Saat ini AG belum ditetapkan sebagai tersangka. Yuliyanto menjelaskan penetapan tersangka dalam suatu kasus harus melalui beberapa tahap, sementara pihaknya tak mau gegabah untuk menetapkan tersangka dalam kasus ini.
Tetapi yang jelas yang bersangkutan, yang berinisial AG sudah diamankan. AG terancam pasal 406 KUHP tentang pengrusakan barang, dengan ancaman hukuman 2,5 tahun penjara,” pungkasnya.
b.Analisis Kasus
Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dahulu kala, bahkan sebelum Rasulullah Sallallhu ‘alaihi wasallam hijrah dari Makkah ke Madinah. Ketika itu penduduk Arab sangat gemar mengonsumsi khamar. Hingga sekarang pun pengkonsumsian khamar ini masih terus merajalela diseluruh penjuru dunia. Bahkan di Benua Eropa dan Amerika sangat banyak minuman keras itu hingga tersedia bermacam macam jenis dan nama. Telah kita ketahui bersama bahwa di Indonesia banyak terjadi tindak pidana kekerasan, yang mana sebagian besarnya disebabkan oleh pengaruh pengkonsumsian minuman keras tersebut,salah satu contoh nya di kasus perusakan Properti masjid.
Selain itu Tersangka juga di duga Karna ada kesalahpahaman antara Petugas masjid dengan tersangka perkara Mengusir anjing.
Alkohol meleluasakan kita, membuat kita mengatakan dan melakukan hal-hal yang seharusnya kita hindari. Orang-orang sering minum karena merasa alkohol menimbulkan keberanian dalam diri mereka saat menghadapi situasi yang sulit.
efek alkohol tidak semuanya positif. Kita memiliki julukan untuk karakter kita yang muncul setelah minum beberapa gelas.
Mungkin Anda adalah “pemabuk yang bahagia”, atau mungkin Anda punya reputasi sebagai “pemabuk yang rusuh” yang mudah tersinggung setelah terkena alkohol.
Hubungan antara alkohol dan perilaku antisosial didokumentasikan dengan rinci – baik dengan anekdot maupun dalam penelitian.Banyak pertengkaran dan pertikaian berasal dari seseorang yang minum terlalu banyak. Para ilmuwan percaya kita berperilaku seperti ini ketika mabuk karena kita salah menafsirkan situasi sosial dan kehilangan rasa empati kita.
Intinya, begitu kita mulai melontarkan makian dan limbung karena mabuk, kemampuan kita untuk memahami atau berbagi emosi dengan orang lain juga ikut hilang.
C.Opini
Jika seseorang melakukan sesuatu yang salah ketika berada di bawah pengaruh alkohol, kita cenderung untuk memberikan mereka pengertian dan tidak meminta pertanggungjawaban atas perilaku mereka
Walau mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi empati kita, membuat kita merespons secara tidak tepat terhadap emosi dan reaksi orang lain, ini tidak serta merta mengubah standar moral kita, atau prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk membedakan antara apa yang benar dan apa yang salah.
Semakin orang mabuk, semakin lemah empati mereka – meminum beberapa gelas minuman memperlemah kemampuan orang untuk memahami dan berbagi emosi dengan orang lain.