Opini : Dampak BDR Bagi Psikologis Anak

0
IMG-20210406-WA0041

Penulis : Lilis Fitriyah
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan IISBUD SAREA

Covid-19 yang melahirkan protokol kesehatan pakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan telah mengubah mekanisme anak sekolah secara drastis. Tiba-tiba saja anak sekolah harus melakukan aktifitas belajarnya dari rumah.
Sebuah perubahan yang terjadi dan mengundang pertanyaan besar bagi anak-anak tentang mengapa mereka tidak bisa lagi datang ke sekolah . Sebuah perubahan yang pasti mengundang berbagai respons dari anak-anak sekolah terhadap kesehariannya yang “hilang”.Keseharian belajar di sekolah, keseharian bertemu dan bermain dengan teman-temannya, keseharian keluar rumah untuk datang dan pergi dari rumah ke sekolah.
Tidak mudah bagi orangtua untuk menerangkan dengan baik tentang apa gerangan yang tengah terjadi sekarang ini. Untuk anak sekolah setingkat SMP mungkin saja mereka tidak begitu sulit untuk menerima penjelasannya, akan tetapi tidak demikian dengan mereka yang masih di usia SD, misalnya.
Demikian pula reaksi beragam muncul dari setiap anak-anak sekolah dalam menghadapi perubahan tersebut. Sebagian besar banyak yang kecewa karena kehilangan kesempatan untuk bermain bercanda ria dengan teman sebaya saat istirahat di sekolah.Akan tetapi sebagian dari mereka ada yang justru senang dengan perubahan yang tidak menuntut untuk bangun pagi dan tergesa-gesa mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
Intinya adalah anak-anak berhadapan dengan sebuah perubahan yang menghadang dan sama sekali tidak mereka duga sebelumnya.
Lebih spesifik adalah bagi anak-anak yang baru lulus SD dan kemudian baru saja akan memulai kegiatan sekolahnya di SMP. Proses kelulusan yang sangat menggembirakan hati diikuti dengan proses pendaftaran ke sekolah baru yang dibicarakan sehari-hari dengan orangtua dan teman-temannya seolah “sirna” semua, karena ternyata mereka harus bersekolah dari rumah.
Komunikasi dengan teman-teman sekelas tentang ke mana mereka hendak melanjutkan sekolah, serta antusiasme yang besar untuk berjumpa lagi dengan beberapa teman sekelas di sekolah yang baru pasti akan sangat mengecewakan.
Kekecewaan ini apabila tidak berhasil dikelola dengan baik dan menerima bimbingan orang tua dan guru yang tepat, tidak mustahil akan dapat menurunkan semangat belajar anak-anak ini. Sebuah tantangan tidak hanya bagi si anak, akan tetapi juga bagi orang tua serta para guru.*)

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *