Setelah Sekian Lama PWI NTB Tidak Memiliki Sekretariat, Kini Telah Punya “Rumah Besar Bersama”.
Oplus_131072
Mataram,Ai9News.id– Setelah sekian lama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak memiliki gedung sekretariat, kini PWI NTB telah memiliki sekretariat dan dijadikan rumah bersama, sebagai tempat berkumpul para awak media di daerah ini. Mengawali penempatan sekretariat baru yang berlokasi di Jalan Mahoni (belakang Kantor Imigrasi Mataram) ini, ditandai dengan acara tasyakuran, Jumat pagi (19/12/2025).
Acara yang dihadiri oleh jajaran Dewan Kehormatan Daerah (DKD) dan seluruh pengurus PWI NTB ini diawali dengan pembukaan, pembacaan Yasin, zikir, serta doa bersama. Sebagai bentuk kepedulian sosial, kegiatan juga dirangkaikan dengan pemberian santunan kepada anak yatim dan kaum duafa yang tinggal di lingkungan sekitar sekretariat.
Ketua PWI NTB, Ahmad Ikliludin dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberadaan kantor ini merupakan wujud syukur atas terealisasinya mimpi panjang organisasi. Ia menyebut sekretariat ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan pusat pergerakan bagi seluruh anggota.
“Acara ini adalah wujud rasa syukur kita. Akhirnya PWI NTB memiliki sekretariat yang selama ini diidam-idamkan. Ini adalah rumah besar bersama bagi kita semua,” ujar Ikliludin.
General Manager Harian Radar Lombok itu juga mengapresiasi kerja keras rekan-rekan pengurus yang telah bahu-membahu mewujudkan fasilitas tersebut. Meski pembangunan masih terus berjalan, ia optimistis pengerjaan akan rampung sepenuhnya pada akhir tahun ini.
“Pembangunan masih berjalan, insya Allah akhir Desember bisa rampung. Semoga ini menjadi bekal kita untuk membawa PWI ke depan menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI NTB, H. Abdus Syukur menyambut positif kehadiran kantor baru tersebut. Menurutnya, langkah ini sangat strategis dalam memperkuat kelembagaan serta profesionalisme wartawan di NTB.
“Kantor baru ini hendaknya menjadi rumah besar wartawan NTB untuk menjaga marwah profesi, menegakkan kode etik jurnalistik, dan memperkuat peran pers sebagai pilar demokrasi,” tegas Abdus Syukur.
DKD mengingatkan bahwa di tengah tantangan disrupsi digital dan banjir informasi, PWI memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan anggotanya bekerja sesuai kaidah etik. Ia berharap kantor tersebut tidak hanya ramai oleh kegiatan seremonial, tetapi menjadi pusat pembinaan dan advokasi.
“Kami berharap kantor PWI NTB aktif menjadi pusat pembinaan, advokasi wartawan, serta penyelesaian persoalan etik secara bermartabat,” tutupnya.
Hadirnya fasilitas yang lebih representatif ini diharapkan dapat memacu semangat seluruh pengurus dan anggota PWI NTB untuk meningkatkan kualitas karya jurnalistik dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah yang transparan serta berkeadilan. (ikh)
